arhakimclouds.blogspot.com, Madiun - Brigadir Satu Arif Bambang Jatmiko, 26 tahun, anggota Satuan Sabhara Kepolisian Resor Madiun Kota, Jawa Timur yang menembak kepalanya sendiri diketahui memiliki masalah asmara. Suprapto, paman korban mengatakan, beberapa tahun lalu korban berpacaran dan ingin menikahi seorang perempuan asal Magetan.

"Tapi tidak boleh sama orang tuanya karena masih ada hubungan keluarga," kata Suprapto ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedono, Rabu, 2 November 2016. Beberapa waktu kemudian, kondisi psikologis Arif drop. Hingga akhirnya, pihak keluarga memeriksakannya ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Solo, Jawa Tengah.

Secara berangsur, kejiwaan bujangan yang pernah berdinas di Kepolisian Daerah Jawa Timur ini normal. Dua pekan lalu, kepada Suprapto, anak keempat dari pasangan Suminem-Tamiran ini mengungkapkan keinginannya menikah. Namun, belum memiliki pasangan untuk diajak ke pelaminan.

Suprapto lantas berinisiatif mengenalkan Arif dengan seorang perempuan melalui aplikasi komunikasi WhatsApp. Rencana itu membuahkan hasil lantaran keduanya berencana pergi berdua ke suatu tempat. "Hari Rabu (pekan lalu), Arif bercerita kalau akan jalan dengan perempuan itu," ujar Suprapto.

Namun, pertemuan sepekan lalu untuk terakhir kalinya dengan Arif. Suprapto tidak mengetahui alasan keponakannya mencoba bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri dengan pistol inventaris dinas. Tubuh Arif diketahui tergeletak dan bersimbah darah di dalam kamar mandi kantornya.

Penemuan tubuh Arif diketahui setelah beberapa rekannya mendengar suara tembakan. Kepala Kepolisian Resor Madiun Kota Ajun Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro, mengatakan korban sempat dirawat selama dua jam di RSUD dr Soedono, Madiun sebelum akhirnya meninggal.

Dari hasil pemeriksaan pihak medis, menurut dia, diketahui bagian kepala korban tertembus peluru kaliber 38 dari kanan ke kiri. Motif sementara aksi nekat tersebut, kata Susatyo, dilakukan Arif diduga karena masalah asmara. "Karena depresi dan kami masih mendalaminya," ujar Susatyo.

Untuk mendalami motif bunuh diri ini, Kepolisian mengumpulkan informasi dari rekan dan keluarga korban. Selain itu, Susatyo meminta bukti rekam medis tentang kondisi psikologis Arif dari Rumah Sakit Jiwa Solo, Jawa Tengah. "Yang bersangkutan pernah dirawat di sana (RSJ Solo) setahun lalu dan menjalani rawat jalan."

NOFIKA DIAN NUGROHO